Jurnalis Irlandia Utara Dibunuh Saat Meliput Kerusuhan

Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang jurnalis di Irlandia Utara, Lyra McKee (29), dibunuh dalam sebuah kerusuhan. Polisi lantas menangkap dua pemuda, masing-masing berusia 18 dan 19 tahun, yang diduga terlibat dalam peristiwa itu.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (20/4), polisi membawa kedua pemuda itu ke Belfast untuk diinterogasi. Mereka dijerat menggunakan undang-undang anti-teror.

McKee ditembak di kepala saat meliput kerusuhan antara sekelompok warga pendukung pemberontak New IRA dan polisi di Kota Londonderry. Polisi menduga salah satu pemberontak sengaja membunuh McKee.

Hal itu diperkuat dengan bukti rekaman kamera pemantau (CCTV). Namun, kelompok itu belum memberikan pernyataan apapun.

McKee disebut sebagai salah satu jurnalis Irlandia Utara yang dikenal akan hasil liputannya. Dia pernah menulis untuk majalah The Atlantic dan situs Buzzfeed. Dia juga disebut masuk dalam daftar 30 orang yang berpengaruh di bawah usia 30 menurut Majalah Forbes.

Sejumlah pejabat setempat dari dua faksi yang bertentangan menuding kelompok New IRA di balik peristiwa itu.

Partai pro kemerdekaan, Saoradh, menyatakan relawan mereka hendak melindungi warga dari serangan polisi pada saat itu. Namun, mereka menyatakan tembakan yang dilepaskan tidak disengaja justru melukai McKee. Dia justru menuduh polisi hendak menghalangi mereka yang hendak memperingati Pemberontakan Paskah.


Bergolak Lagi

Peristiwa ini menjadi aksi kekerasan terbaru yang terjadi di daerah itu, setelah bertahun-tahun pertikaian antara kelompok pemberontak dan pemerintah Inggris. Situasi ini membangkitkan kenangan buruk pada masa pemberontakan selama tiga dasawarsa, atau dikenal dengan julukan The Troubles.

Aksi teror juga terjadi di Londonderry pada Januari lalu. Pelaku meledakkan bom mobil pada malam hari, yang beruntung tidak menelan korban.

Kelompok New IRA atau Real IRA (NIRA / RIRA) adalah sempalan dari kelompok militan IRA yang mulai bergeliat sejak tujuh tahun silam. Mereka adalah faksi di dalam IRA yang menolak gencatan senjata dengan pemerintah Inggris yang diteken pada 1998 dan diresmikan pada 2012.

Mereka tetap bertujuan membebaskan Irlandia Utara dari kekuasaan Inggris, dan bergabung dengan Republik Irlandia. Mereka mengklaim sebagai penerus IRA.

RIRA atau NIRA terus melakukan perlawanan sporadis terhadap kepolisian dan angkatan bersenjata Inggris. Bentuk serangan mereka antara lain penembakan dan pemboman menggunakan granat, mortir, dan roket.

Generasi baru milisi Irlandia Utara ini juga dilaporkan mempunyai persenjataan berupa senapan serbu AK-47, senjata mesin Uzi, bahan peledak Semtex beserta pemicu, TM500, pelontar granat (RPG), dan sejumlah pistol.

Jurnalis Irlandia Utara Dibunuh Saat Meliput Kerusuhan(CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)
Pada masa The Troubles, penduduk Irlandia Utara terbelah, antara mereka yang mendukung kemerdekaan atau bergabung dengan Republik Irlandia, dengan warga yang pro kekuasaan Inggris. Konflik lantas melebar ke masalah politik identitas agama, yakni warga Irlandia Utara yang Katolik dan mereka yang mendukung pemerintah Inggris yang menganut ajaran Kristen.

Korban dari konflik itu diperkirakan sekitar 50 ribu orang. Rinciannya 3,532 orang meninggal dan 47,500 terluka. Meski sudah berdamai, pertikaian tetap berjalan hingga 2002. (ayp)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2GmsqQ0

April 21, 2019 at 03:25AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jurnalis Irlandia Utara Dibunuh Saat Meliput Kerusuhan"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.