Kemenperin Bantah Prabowo soal Deindustrialisasi

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian membantah pernyataan Capres Prabowo Subianto soal deindustrialisasi di Indonesia. Hal itu dinyatakan dengan kontribusi industri manufaktur yang masih dominan dalam pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB).

Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar mengatakan Indonesia bisa dibilang memasuki fase deindustrialisasi ketika kontribusi manufaktur ke PDB kian menurun drastis. Apalagi ditambah tren pertumbuhan juga terus menunjukkan angka negatif.

Namun, kenyataannya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi industri manufaktur tercatat 19,82 persen dengan pertumbuhan 4,25 persen secara tahunan (year on year). Sehingga, isu deindustrialisasi dinilai tidak valid untuk Indonesia.

"Apalagi industrinya semakin tumbuh dan investasi terus jalan," ujarnya melalui keterangan resmi dikutip Senin (15/4).


Ia mengatakan kontribusi industri manufaktur terhadap PDB Indonesia juga membuat Indonesia berada di peringkat kelima di antara 20 negara yang memiliki ukuran ekonomi terbesar dunia atau biasa disebut G-20.

Kontribusi industri manufaktur terhadap PDB Indonesia hanya kalah dari China sebesar 29,3 persen, Korea Selatan sebesar 27,6 persen, Jepang sebesar 21 persen, dan Jerman 20,7 persen.

"Kemudian, kontribusi manufaktur terhadap PDB juga masih dia atas rata-rata dunia yakni 17 persen," terang Haris.

Oleh karenanya, angka-angka ini diklaim masih menjadi andalan Indonesia. Ia yakin, kontribusi industri manufaktur terhadap PDB di masa depan makin moncer setelah melihat tren investasinya.


Kemenperin mencatat investasi di sektor industri manufaktur pada 2018 lalu tercatat Rp226,18 triliun atau naik 15,55 persen dari 2014 Rp195,74 triliun. Ini juga terlihat dari pertumbuhan industri skala besar, sedang, dan kecil.

Pada periode 2014 hingga 2017, terjadi penambahan populasi industri besar dan sedang dari 25.094 unit usaha pada 2014 menjadi 30.992 unit usaha pada 2018. Kemudian, terjadi penambahan di sektor industri kecil dari 3,52 juta unit di 2014 menjadi 4,49 juta unit di 2017.

"Dampak positif lainnya adalah terbukanya lapangan pekerjaan yang luas. Hingga saat ini, sektor industri telah menyerap tenaga kerja sebanyak 18,25 juta orang. Jumlah tersebut naik 17,4 persen dibanding tahun 2015 di angka 15,54 juta orang," imbuh Haris.

Sebelumnya, Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 02 Prabowo Subianto mengklaim telah terjadi deindustrialisasi di Indonesia dalam debat Pemilihan Presiden (Pilpres) kelima, Sabtu (13/4). Bukannya menjadi produsen, ia menyatakan Indonesia hanya menerima produk dari negara lain.

[Gambas:Video CNN]

"Telah terjadi deindustrialisasi, kalau negara lain industrialisasi, kita deindustrialisasi. Sekarang Indonesia tidak produksi apa-apa, kita hanya bisa menerima bahan produksi dari bangsa lain, ini keliru ini harus kita ubah," kata Prabowo dalam debat Pilpres terakhir. (glh/bir)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2UWqtDb

April 15, 2019 at 05:23PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kemenperin Bantah Prabowo soal Deindustrialisasi"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.