Hal itu diketahui setelah Direktorat Saksi TKN membedah data kubu Prabowo yang diklaim memenangkan Pilpres 2019 dengan meraih suara 62 persen.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini tidak menjelaskan dari mana mendapat data real count tersebut. Namun ia memiliki data itu dengan memperlihatkan pada sejumlah awak media.
Sejauh ini TKN telah menemukan dua masalah pada data tersebut. Masalah pertama terjadi di Provinsi Lampung. Edi mengatakan Direktorat Saksi TKN sudah memasukkan data 50 persen C1 dari Lampung.
Hasil data tersebut menunjukkan pasangan Jokowi-Amin meraih 57,67 persen, sementara Prabowo-Sandi meraih 42,23 persen.
Edi mengatakan persentase kemenangan Jokowi-Amin tak berbeda jauh dengan quick count di tiga lembaga survei yakni Charta Politika, LSI Denny JA, dan SMRC.
"Di sana (kubu Prabowo) ternyata kami dibuat 40,91 persen, dan 02 menang 59,09 persen. Ternyata setelah kami lihat bohong, dia hanya memasukkan 30 TPS saja di Lampung," kata Edi.
Masalah kedua, kata Edi, terjadi di Provinsi DKI Jakarta. Sejauh ini Direktorat Saksi TKN sudah memasukkan data 40 persen dari Jakarta. Hasilnya menunjukkan Jokowi-Amin meraih suara sebanyak 55,4 persen.
"Sementara pihak sebelah menyatakan menang di Jakarta. Setelah kami lihat hanya 300 TPS (yang) dimasukkan (BPN). Sekali lagi ini kebohongan kedua," kata Edi.
Tak Ada Rekapitulasi Tingkat Desa
Edi mengatakan pihaknya juga mengalami kendala dalam menghitung suara berdasarkan C1. Ketiadaan rekapitulasi suara tingkat desa pada Pemilu 2019 menjadi satu kendala.
"Kendala kami dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sama, Pemilu sekarang tidak ada rekapitulasi tingkat desa. Pemilu 2014 entry data C1 cepat karena umumnya melakukan entri di tingkat desa, bukan tingkat TPS," kata Edi.
Edi menjelaskan rekapitulasi tingkat kecamatan sudah di mulai hari ini. Ia berharap proses memasukan data C1 lebih cepat dan bisa selesai dalam waktu dua hari ke depan.
Ia menjelaskan Direktorat Saksi TKN terdapat 240 orang bekerja memasukkan data C1 yang dibagi dalam tiga sif dalam satu hari tanpa henti. Setiap satu sif terdiri dari 80 orang yang bekerja.
Mereka bekerja dalam Ruang Legian hotel Gran Melia, Jakarta, yang oleh TKN sebut sebagai War Room. Dalam ruangan itu terdapat 16 meja dengan enam komputer setiap meja dan dua meja dengan empat komputer setiap meja.
"Saat ini sudah masuk 14,6 persen dari 813.350 TPS, lebih maju sedikit dibanding KPU punya 11,1 persen data masuk. Kami diposisi 56,16 persen, sementara KPU 54,8 persen," kata Edi.
Edi menambahkan Direktorat Saksi TKN memiliki aplikasi pelaporan saksi dari TPS yang bernama JAMIN. Aplikasi itu memudahkan saksi melaporkan perhitungan suara serta foto C1 dari TPS.
"JAMIN aplikasi yang kami buat untuk melakukan koreksi terhadap C1 di seluruh Indonesia," kata Edi.
(adp/pmg)http://bit.ly/2GpY3by
April 22, 2019 at 05:24AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "TKN Tuding Data Real Count Kubu Prabowo Bermasalah"
Posting Komentar