"Sampai dengan siang ini yang dibawa pulang ada 21 pasien untuk kepentingan menyoblos. Mereka menyoblos di tempat masing-masing," kata Laurentius di RSJ Grogol, Jakarta Pusat, Selasa (16/4).
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) memiliki hak sebagai pemilih di Pemilihan Umum 2019. Namun, kata Laurentius, dari aspek kesehatan para pasien ODGJ akan mencoba menarik diri jika berada di tengah keramaian.
"Kalaupun kita bikin (TPS) di sini, masih berisiko untuk dibawa ke tempat keramaian. Mereka juga bakal susah untuk fokus dan gelisah," ujar Laurentius.
Menurutnya dokter hanya menganjurkan pasien yang bisa memilih sudah berstatus stabil atau pasien dengan masa rawat 21 hari. Karena itu diterangkan Laurentius tidak ada TPS permanen dibangun di RSJ Grogol.
Laurentius mengatakan kalaupun ada pemilihan di pusat kesehatan jiwa, maka RSJ Grogol bekerjasama dengan TPS terdekat untuk menyediakan tempat pemungutan suara. Syaratnya, disebutkan Laurentius hanya dengan e-KTP bagi daftar pemilih tetap.
"Itu boleh kalau memang sudah stabil. Kita bikin jumlahnya tapi tidak banyak. Kita kerjasama dengan kompleks di belakang. Tapi ya belum kemungkinan," tegas dia.
Sejauh ini jumlah pasien yang dirawat di RSJ Grogol sebanyak 231 orang. Sementara data dari KPUD DKI menyebutkan ada sekitar 3.510 jumlah pemilih penderita tuna grahita dan ada sebanyak 2.177 pemilih disabilitas dan termasuk kategori lainnya.
[Gambas:Video CNN]
(ctr/wis)
http://bit.ly/2IoNj0e
April 16, 2019 at 11:05PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "21 Pasien RSJ Grogol Dijemput Keluarga untuk Nyoblos 17 April"
Posting Komentar