Dilaporkan AFP, sumber dari aparat kepolisian menyatakan setidaknya 138 orang meninggal. Sebagian 45 orang meninggal di tiga hotel dan sebuah gereja di Kolombo.
Kemudian, sebanyak 67 orang lainnya meninggal karena ledakan di sebuah gereja di Negombo, utara Kolombo, dan 25 orang meninggal di kota Batticaloa, Sri Lanka bagian timur.
Hingga kini, belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas kejadian naas tersebut. "Rapat darurat dalam beberapa menit. Operasi penyelamatan sedang berlangsung," ujar Menteri Reformasi Ekonomi dan Distibusi Publik Sri Lanka Harsha de Silva melalui akun Twitter resminya yang dikutip AFP.
De Silva telah mendatangi dua hotel yang menjadi lokasi ledakan dan Gereja St Anthony. "Saya melihat banyak anggota tubuh berserakan," imbuhnya dalam cuitannya.
Ia juga menambahkan banyak korban, termasuk warga asing. Namun, rincian asal warga asing tersebut belum diketahui. "Mohon tetap tenang dan berada di dalam rumah," katanya.
Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena mengaku terkejut oleh ledakan tersebut. Sirisena juga meminta warganya tetap tenang.
Perdana Menteri Sri Lanka Rani Wickremesinghe juga mengutuk perbuatan tersebut.
"Saya sangat mengutuk serangan pengecut pada warga kami hari ini," tegas Wickremesinghe melalui akun Twitter.
Senada dengan Sirisena, Wickremesinghe juga mengajak warga Sri Lanka tetap kuat dan bersatu. Selain itu, Wickremesinghe juga meminta warganya untuk tidak menyebarkan pemberitaan yang belum terverifikasi maupun spekulasi.
"Pemerintah tengah mengambil langkah cepat untuk mengendalikan situasi," ujarnya.
Ledakan pertama di terjadi di Gereja St Anthony di Kolombo dan Gereja St Sebastian di Negombo. Sumber menyatakan puluhan orang yang terluka di Gereja St Anthony telah dibawa ke Rumah Sakit Nasional Kolombo.
"Ledakan bom di gereja kami, tolong datang dan bantu jika anggota keluarga Anda di sini," tulis laman Facebook resmi Gereja St Sebastian Church di Katuwapitiya Negombo.
Seorang petugas di RS Batticaloa menyatakan lebih dari 300 orang terluka telah di rawat di rumah sakit menyusul ledakan yang terjadi.
Berdasarkan laporan AFP, hanya 6 persen warga yang beragama Katolik di Sri Lanka yang mayoritas penduduknya beragama Budha. Namun, umat Katolik di Sri Lanka dianggap sebagai kekuatan pemersatu karena pemeluknya berasal dari suku Tamil dan Sinhala.
Hingga berita ini diturunkan, jumlah korban tewas terus bertambah. Reuters melaporkan jumlah korban tewas telah mencapai 138 orang dan ratusan warga lainnya terluka atas peristiwa nahas tersebut.
(sfr/bir)
http://bit.ly/2Iwd3YF
April 21, 2019 at 09:58PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "9 Warga Asing Jadi Korban Bom Paskah di Sri Lanka"
Posting Komentar