Berebut Cap 'Paling Islam' di Balik Umrah Jokowi dan Sandiaga

Jakarta, CNN Indonesia -- Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno sama-sama bertolak menuju Arab Saudi.

Jokowi, bersama Ibu Negara Iriana bermaksud untuk menjalani ibadah umrah dan bertemu dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud yang berada di Riyadh.

Menurut keterangan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Jokowi berangkat pada Minggu (14/4).

Jokowi akan memenuhi undangan pertemuan dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud terlebih dahulu. Setelah itu, mereka berdua menjalani ibadah umrah di Mekkah kemudian kembali ke Indonesia pada Senin (15/4).

Sementara Sandiaga ditemani sang istri Nur Asia Uno. Agenda Sandi ke Arab Saudi yakni menjalankan ibadah umrah. Seperti halnya Jokowi, Sandi berangkat ke Saudi pada Minggu (14/4) atau sehari setelah menghadapi debat capres-cawapres kelima.

Menurut keterangan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Yusuf Muhammad Martak, Sandi akan bertemu dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Sandi disebut bakal meminta doa dan arahan dari Rizieq. Meski begitu, agenda utama Sandi tetap menjalankan umrah.

"Berkunjung ke Habib Rizieq Shihab silaturahmi, minta doa dan arahan dari Habib Rizieq Shihab," tutur Yusuf saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (14/4).

Kepergian Jokowi dan Sandi ke Arab Saudi menjelang hari pencoblosan pun menjadi sorotan publik.

Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai kepergian keduanya ke Arab Saudi sulit dilepaskan dari kepentingan politik.

"Umrah Jokowi dan Sandi selalu ditafsirkan politis karena dilakukan di masa tenang jelang pencoblosan," tutur Adi saat dihubungi.

Banyak kalangan, lanjut Adi, menganggap Jokowi dan Sandi sama-sama ingin dilihat sebagai Muslim sejati ketika memutuskan untuk umrah jelang pencoblosan. Keduanya ingin berebut cap 'Paling Islam.'

Menurut Adi, hal itu merupakan implikasi dari perpolitikan Indonesia saat ini yang seolah mementingkan identitas keislaman.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Jokowi dan Sandi adalah tokoh politik. Dengan demikian, publik jadi menganggap Jokowi dan Sandi sama-sama ingin meraup perhatian dari pemilih Muslim yang terbilang mayoritas dengan umrah jelang pencoblosan.

"Paradoks memang demokrasi kita, makin maju tapi isunya masih isu abad pertengahan," kata Adi.

Merujuk dari hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Jokowi-Ma'ruf unggul dalam aspek pemilih Islam yang terafiliasi dengan Nahdlatul Ulama, yakni sebesar 60,4-70,3 persen. Prabowo-Sandi hanya memperoleh angka 29,7-39,6 persen.

Paslon nomor urut1 01 juga unggul di segmen pemilih Islam yang terafiliasi dengan Muhammadiyah, yaitu 51,4-61,2 persen. Sementara Prabowo-Sandi, 38,8-48,7 persen.

LSI Denny JA menyebut Jokowi-Ma'ruf unggul di segmen pemilih Islam yang tidak terafiliasi dengan ormas Islam manapun, yakni 49,2-59,1 persen. Prabowo-Sandi hanya memperoleh 40,9-50,8 persen.

Prabowo-Sandi unggul jauh di segmen pemilih kalangan FPI, yakni mencapai 95,1-100 persen. Kalangan Persaudaraan Alumni 212 yang memilih Prabowo-Sandi mencapai 45,1-55 persen.

Berebut Cap 'Paling Islam' di Balik Umrah Jokowi dan SandiagaSandiaga Uno dan Nur Asia Uno. (Dok. BPN)
Hasil survei Indo Barometer juga menyatakan Jokowi-Ma'ruf unggul di segmen pemilih Islam secara umum. Dari total 87,9 persen pemilih Islam, 47,9 persen di antaranya memilih Jokowi-Ma'ruf. Hanya 28,2 persen pemilih Islam yang akan memilih Prabowo-Sandi jika merujuk hasil survei Indo Barometer.

Kendati demikian, Adi mengatakan kedatangan Jokowi dan Sandi bisa juga dimaknai terkait dengan kesiapan menghadapi pilpres.

"Umrah merupakan salah satu cara untuk meredakan hati dan pikiran melalui setelah semua tahapan kampanye pemilu," tutur Adi.

Namun, tetap saja, Jokowi dan Sandi adalah peserta Pilpres 2019. Kata Adi, Jokowi kerap dituding sebagai sosok antiIslam. Sandi pun sering diremehkan keislamannya oleh pendukung lawan.

Dengan demikian, ada kepentingan politis di balik gelagat Jokowi dan Sandi yang menuju ke Saudi.

"Niat ibadah itu selalu ditafsirkan politis oleh publik misalnya itu bagian dari kualitas keislaman keduanya. Menjadi Islam dan tak Islam sekarang jadi ukuran persepsi publik," kata Adi.

Kata Adi, ukuran keislaman seperti umrah, saat ini dianggap bisa bisa menjadi ukuran orang memilih pemimpin.

Berebut Cap 'Paling Islam' di Balik Umrah Jokowi dan SandiagaRizieq Shihab. (CNN Indonesia/M Andika Putra)

Bendung Pengaruh Rizieq

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago berpendapat kehadiran Jokowi dan Sandiaga Uno merupakan upaya untuk meyakinkan pemilih, terutama pemilih Muslim yang merupakan mayoritas.

Kata Pangi, politik identitas akan selalu dimainkan dalam politik, tak heran jika Jokowi dan Sandiaga datang ke Arab Saudi untuk mendapatkan simpati pemilih.

"Politik identitas sampai kiamat akan selalu terjadi," katanya.

Selain itu, Pangi menduga kehadiran Jokowi ke Arab Saudi juga merupakan upaya untuk membendung Rizieq Shihab.

"Bisa saja untuk membatasi ruang gerak Rizieq karena bagaimanapun bisa menggerus suara Jokowi. Selama ini, Rizieq telah menggerakkan mesin umat," katanya.

Rizieq menjadi titik penting di Pemilihan Presiden 2019. Kata Pangi, kalau Jokowi bisa bertemu Rizieq, pilpres selesai dan Jokowi pemenang.

"Dugaan saya itu yang sedang dilobi dan minta difasilitasi pada Raja Salman. Tapi, kalau Prabowo kan sudah berjanji. Kalau menang, Prabowo langsung akan jemput Rizieq, betapa pentingnya Habib Rizieq bagi Prabowo," katanya.
[Gambas:Video CNN] (bmw/ugo)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2KFGc5B

April 15, 2019 at 02:39PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Berebut Cap 'Paling Islam' di Balik Umrah Jokowi dan Sandiaga"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.