
Sementara itu kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (JISDOR) Bank Indonesia menempatkan rupiah di posisi Rp14.158 per dolar AS atau menguat dari posisi Kamis (4/4) yakni Rp14.182 per dolar AS. Adapun pada hari ini, rupiah diperdagangkan di rentang Rp14.130 hingga Rp14.180 per dolar AS.
Hari ini, sebagian besar mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Baht Thailand melemah 0,31 persen, kemudian rupee India melemah 0,16 persen, ringgit Malaysia melemah 0,14 persen, yen Jepang melemah 0,04 persen, dan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen.
Sementara itu, terdapat mata uang yang 'berotot' melawan dolar AS, seperti won Korea Selatan yang menguat 0,02 persen, dolar Singapura menguat 0,04 persen, yuan China menguat 0,14 persen, dan peso Filipina menguat 0,14 persen. Dengan penguatan 0,28 persen, artinya rupiah menjadi jawara Asia hari ini.
Mata uang negara maju juga mengalami penguatan. Sebut saja euro yang menguat 0,07 persen, poundsterling Inggris sebesar 0,13 persen, dan dolar Australia sebesar 0,14 persen.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan rupiah hari ini masih dipicu oleh sinyal damai perang dagang antara AS dan China. Sinyal muncul setelah Wakil Perdana Menteri China Liu He bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Washington DC.
Pertemuan pada Kamis (4/4) waktu setempat membuat keduanya berkomitmen untuk menyelesaikan negosiasi secepat mungkin. Perang dagang, lanjut Ibrahim, memang sangat sensitif bagi negara berkembang karena itu memicu psikologis pelaku pasar untuk berinvestasi di aset-aset berisiko seperti rupiah.
"Apalagi selama setahun terakhir aset berisiko terpukul di tengah kekhawatiran tentang perluasan bisnis dan dampak pertumbuhan dari konflik," jelas Ibrahim, Jumat (5/4).
[Gambas:Video CNN]
Selain sentimen tersebut, rupiah juga mendapatkan angin segar dari keyakinan pelaku pasar percaya terhadap fundamental ekonomi Indonesia. Dua hari lalu, Nikkei merilis indeks manufaktur Indonesia dengan skor 51,2 pada Maret atau menguat dari Februari yakni 49,9.
Sementara itu, Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yahsyi sepakat bahwa rupiah didorong oleh sentimen damai perang dagang AS dan China pada hari ini. Pelaku pasar menilai kedua negara benar-benar serius ingin mencari jalan keluar yang sama-sama menguntungkan (win-win solution).
Bahkan, Trump sesumbar bahwa kedua negara akan mendapat jalan keluar dalam empat pekan ke depan. Hanya saja, rupiah perlu siaga jika rilis data ketenagakerjaan AS (Non-Farm Payroll) membaik pada Maret, artinya pelaku pasar akan kembali mengincar dolar AS. Walhasil, rupiah bisa melemah pada Senin nanti.
"Meski sebenarnya data NFP AS perlu diantisipasi, tapi kelihatannya pasar merespons positif kabar dari AS dan China. Karena kalau diingat, persoalan perang dagang yang jadi topik utama yang selalu dikaitkan dengan kondisi perekonomian global," tutur Dini.
(glh/agt)http://bit.ly/2uJnnDU
April 05, 2019 at 11:44PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Damai Perang Dagang 'Angkat' Rupiah ke Rp14.182 per Dolar AS"
Posting Komentar