
Tommy bertugas mengawal jalannya Pemilu 2019 di tempat pemungutan suara (TPS) 19 Pacar Keling, Tambaksari, Surabaya yang tak jauh dari rumahnya. Istri almarhum, Maria Magdalena Lastri, menyebut sang suami bekerja hingga 24 jam.
"Sejak Rabu (17/4) bapak mulai pukul 06.30 WIB sampai 06.30 besoknya, Kamis (18/4), itu baru pulang, jadi 24 jam," kata Maria di rumah duka.
Pada Rabu (17/4) malam, Maria mengaku telah menyiapkan makanan jika suaminya pulang. Namun demikian Tommy diketahui tak pulang ke rumah karena masih bertugas.
"Malam tak belikan nasi tak pikir sudah pulang. Tapi pas besok pagi kok nasinya masih ada, ternyata belum pulang," kata dia.
Maria mengatakan suaminya sempat mengeluh nafasnya sesak. Namun ia juga tak mau diajak ke dokter. Suaminya berusaha meyakinkan dirinya bahwa hanya sakit biasa. Namun benak Maria terus merasa khawatir dengan kondisi Tommy.
Sejak Senin (22/4), kondisi Tommy tak kunjung membaik. Maria membawa suaminya untuk ke klinik di sekitar rumah. Hasilnya, dokter hanya memberikan obat-obatan saja pada dia, sembari menunggu hasil laboratorium.
Kemudian pada Kamis (25/4) dini hari, Maria mengaku tiba-tiba dibangunkan oleh Tommy, yang kembali mengeluhkan sesak nafas. Maria lalu membawa Tommy ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit RKZ Surabaya.
Hasil pemeriksaan dan diagnosis dokter, Maria mengatakan jantung Tommy mengalami pembengkakan. Hingga akhirnya suaminya menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya.
Mendiang Tommy dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karanggayam Teratai, Surabaya. Tommy diketahui merupakan petugas ketiga di Surabaya yang meninggal dunia. Sebelumnya, Badrul Munir petugas KPPS di TPS 19 Kedung Baruk, Badrul Munir dan petugas KPPS di TPS 13 Kapas Madya, Sunaryo.
Duka Petugas KPPS di Semarang
Kabar duka juga datang dari Semarang, Jawa Tengah. Bambang Saptono (52), warga Jalan Kaligarang 21 menghembuskan nafas terakhir setelah dirawat dua hari di rumah sakit usai bertugas di Pemilu 2019.
Bambang dirawat di RS Karyadi Semarang karena sakit liver yang dideritanya. Almarhum merupakan anggota KPPS di TPS 12 Kelurahan Barusari Kota Semarang. Usai TPS ditutup, almarhum masih terus berada di TPS sampai proses penghitungan selesai pada Senin (18/4) pukul 04.30 WIB.
"Kami saat itu sudah menyarankan agar almarhum pulang untuk istirahat," kata Galuh Pintoko, tetangga yang juga sama-sama bertugas di KPPS bersama almarhum.
Sehari setelah penghitungan di TPS selesai, Bambang mengaku merasakan badannya tidak fit sehingga digunakan untuk istirahat. Namun pada Senin (22/4) Bambang kembali merasakan sakit di bagian perut dan lemas sehingga oleh keluarga dilarikan ke Rumah Sakit Karyadi Semarang dan Rabu (24/4). Sekitar pukul 17.39 WIB, Bambang menghembuskan nafas terakhir.
Meninggalnya Bambang Saptono menambah jumlah korban meninggal dunia yang bertugas pada Pemilu. Di Jawa Tengah sendiri, petugas Pemilu yang meninggal dunia karena kelelahan mencapai 33 orang.
[Gambas:Video CNN]
(frd/dmr/ain)
http://bit.ly/2IH7B5y
April 26, 2019 at 12:33AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kerja 24 Jam, Petugas KPPS di Surabaya Meninggal Dunia"
Posting Komentar