"Seharusnya ketika sampel sudah masuk 90 persen ini sudah bisa menggambarkan (kondisi aktualnya). Hitung cepat ini kan seharusnya mendekati proxy, yang biasanya ini di bawah 1 persen," ujar Kepala Litbang Kompas Harianto Santoso, Rabu (17/4).
Jika sampel mencapai 90 persen, menurut dia, Litbang Kompas bisa melakukan analisis tabulasi silang. Tabulasi silang adalah ilmu statistik yang menguji kausalitas antara satu variabel dengan variabel lain. Hal ini dilakukan untuk mengetahui mengapa satu calon presiden bisa menang atau kalah di beberapa wilayah tertentu.
Menurutnya, analisis ini sangat penting sebagai informasi kepada masyarakat. Apalagi, Litbang Kompas berencana untuk mengulas analisis mendalam yang akan diterbitkan Kamis (18/4) esok.
"Sejujurnya, secara akurasi perhitungan memang tidak ada masalah. Tapi bagaimana menarasikan angka-angka tersebut, sehingga kami akan lakukan tabulasi silang. Ini penting karena Kompas berada dalam format koran," papar dia.
Ia menjelaskan proses perhitungan cepat yang pertama kali dilakukan adalah memilih sampel. Pengukuran sampel didasarkan pada jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yakni 190,77 juta pemilih.
Dalam Pemilu dan Pilpres 2019, Litbang Kompas menggunakan sampel 2 ribu TPS yang melibatkan 488.826 pemilih, serta 2.387 tenaga lapangan. Adapun margin eror dipasang di angka satu persen.
Menurut dia, 2.397 tenaga lapangan atau relawan melakukan proses wawancara di tiap TPS. Pewawancara ini bertugas untuk mengumpulkan data yang nantinya dikirimkan ke konfirmator, yang tugasnya memastikan keberadaan pewawancara dan memeriksa data yang masuk.
Setelah itu, data akan dikirimkan ke validator, yang bertugas mengesahkan data yang sudah disahkan.
"Dan kami menjamin data ini akurat, karena kami meminta interviewer untuk memfoto langsung TPS. Foto tersebut kami sertakan geo tagging, sehingga mereka tak bisa berbohong soal lokasi pengambilan TPS tersebut," jelas dia.
Menurut dia, sejauh ini pihaknya memiliki rekam jejak yang mumpuni dalam soal hitung cepat. Sejak dilakukan mulai 2007 silam, sudah 14 kali pihaknya melakukan hitung cepat dengan selisih di rentang 0,04 persen hingga 0,85 persen dari hasil akhirnya.
"Memang kami selalu memiliki simpangan rata-rata di bawah 1 persen, tapi memang bervariasi," pungkas dia.
Hingga pukul 17.45 WIB, Litbang Kompas mencatatkan perolehan suara calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin di angka 54,18 persen. Sementara calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memperoleh 45,84 persen suara.
Angka itu tercatat dari total sampel masuk sebanyak 79,8 persen.
Cek hasil hitung cepat Pemilu Legislatif 2019 pada tautan berikut: http://bit.ly/2GkmpmZ
(glh/agi)
http://bit.ly/2UGSHCJ
April 18, 2019 at 01:40AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Litbang Kompas Klaim Hitung Cepat Cerminkan Kondisi Riil"
Posting Komentar