Senior Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial menjelaskan fenomena ini terbilang wajar. Pelaku pasar terlena dengan euforia atas unggulnya Jokowi-Ma'ruf atas pesaingnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Terlebih, mayoritas pelaku pasar memang mendukung Jokowi untuk menjabat satu kali lagi menjadi presiden. Harapannya, kebijakan yang selama ini sudah berlangsung bisa dilanjutkan.
"Sudah pasti memang yang terkena dampak positif adalah saham-saham yang korelasinya positif jika inkumben menang," ungkap Senior Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial kepada CNNIndonesia.com.
Ia memprediksi pelaku pasar terus menyasar saham-saham yang berkaitan dengan kubu Jokowi-Ma'ruf sampai satu bulan ke depan atau Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan siapa pemenang dalam pemilihan presiden tahun ini. Ia juga meramalkan pelaku pasar dapat menerima cuan hingga 2-3 persen.
Berdasarkan catatan CNNIndonesia.com, saham PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) dan PT Mahaka Media Tbk (ABBA) dibuka cukup perkasa pagi tadi. Kedua saham itu masing-masing lompat 5,18 persen ke level Rp142 per saham dan 5,61 persen ke level Rp188 per saham.
Kebetulan, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir merupakan pendiri dari Mahaka Media. Ia juga menjabat sebagai Direktur Utama di Intermedia Capital.
Selain itu, sejumlah saham perusahaan yang berada di bawah MNC Group atau kerajaan bisnis Hary Tanoesoedibjo ikut menghijau pada pembukaan hari ini. Saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) terlihat naik paling tinggi sebesar 2,22 persen, diikuti saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang dibuka menguat 1,77 persen dan PT MNC Investama Tbk (BHIT) 1,26 persen.
Tak ketinggalan, perusahaan keluarga Wakil Presiden Jusuf Kalla juga kecipratan sentimen positif dari kemenangan rekannya, Jokowi di pesta demokrasi kali ini. Saham PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) pada pembukaan pagi tadi terkerek 1,5 persen ke level Rp2.020 per saham.
Terakhir, PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) yang 10 persen sahamnya dimiliki oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan naik tipis 0,94 persen saat dibuka tadi.
Walau semuanya dibuka di zona hijau, semakin sore harga sahamnya justru merosot. Saham Mahaka Media anjlok 8,43 persen ke level Rp163 per saham, sedangkan Intermedia Capital mandek di angka Rp135 per saham.
Lalu, saham Media Nusantara Citra terkoreksi 0,59 persen ke level Rp840 per saham, Global Mediacom hanya naik tipis 0,56 persen ke level Rp362 per saham, dan MNC Investama turun 1,27 persen ke level Rp78 per saham.
Sementara, saham Bukaka Teknik Utama ditutup dengan penguatan tipis 0,25 persen di level Rp1.995 per saham. Hal yang sama terjadi pada saham Toba Bara yang menguat tipis 0,63 persen ke level Rp1.600 per saham. Kendati tipis, bisa dibilang pergerakannya cukup positif karena satu minggu terakhir sahamnya stagnan di level Rp1.590 per saham.
Sebaliknya, saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) sudah terkoreksi sejak pembukaan perdagangan sebesar 0,26 persen di level Rp3.830 per saham. Penuruannya bahkan sempat mencapai 10 persen, sebelum akhirnya ditutup turun 1,56 persen ke level Rp3.780 per saham
Menariknya, saham PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) melesat 1,28 persen saat pembukaan di level Rp316 per saham dari penutupan perdagangan sebelumnya Rp312 per saham. Padahal, perusahaan itu di bawah Bosowa Grup yang dimiliki oleh Erwin Aksa, salah satu pengusaha yang mendukung Prabowo-Sandiaga.
![]() |
"Untuk saat ini karena sentimen pemilihan presiden saja, pada umumnya kurang liquid kecuali Media Nusantara Citra," terang Janson.
Tidak liquid artinya mayoritas saham yang dipaparkan tadi tidak laris di pasar reguler. Jumlah permintaan (bid) dan penawaran (offer) nya tak banyak, sehingga bagi mereka yang menggenggam saham tersebut tidak bisa selalu menjual semaunya.
"Biasanya setelah pilpres versi perhitungan cepat satu bulan, indeks return nya cenderung agak tinggi sekitar 2-3 persen," ujar dia.
Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas berpendapat sama dengan Janson. Ia melihat kondisi fundamental sejumlah perusahaan tersebut tidak terlalu positif, bahkan masih ada yang merugi.
"Mahaka Media masih rugi, tapi ruginya membaik," terang Sukarno.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, Mahaka Media membukukan rugi bersih sebesar Rp19,6 miliar sepanjang 2018. Nilainya turun 29,44 persen dari posisi 2017 lalu yang mencapai Rp27,78 miliar.
Sementara itu, ia melihat anjloknya saham Saratoga Investama dipengaruhi oleh kekalahan Prabowo-Sandiaga dalam perhitungan cepat. Dari seluruh lembaga survei, rata-rata pasangan nomor 02 itu hanya meraup suara di bawah 50 persen.
"Pasar merespons sesuai dengan hasil yang terjadi. Saratoga sempat turun di level terendah hari ini," ucap Sukarno.
Walau begitu, pergerakan pasar dinilai akan kembali normal dalam beberapa waktu ke depan. Euforia ini hanya bersifat sementara atau setidaknya satu bulan.
[Gambas:Video CNN] (agi)
http://bit.ly/2Dm0YkH
April 19, 2019 at 01:43AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Nasib Saham Emiten di Pusaran Jokowi-Prabowo usai Quick Count"
Posting Komentar