
Produk asuransi sendiri terbagi ke dalam dua jenis, asuransi jiwa dan asuransi umum. Hingga kini, masih sedikit masyarakat yang memiliki produk asuransi, terutama asuransi jiwa.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), penetrasi asuransi jiwa pada 2018 hanya sebesar 1,3 persen, bahkan menurun dibandingkan tahun sebelumnya yakni 1,4 persen. Angka itu terbilang tertinggal dibandingkan Malaysia yang mencapai 3 persen, India sebesar 2,7 persen, Brazil sebesar 2,2 persen, dan Kolombia sebesar 1,5 persen.
Perencana Keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto mengatakan rendahnya penetrasi itu disebabkan minimnya pemahaman masyarakat tentang produk asuransi jiwa. Di negara maju, pendidikan tentang perencanaan keuangan masuk dalam kurikulum pendidikan sehingga mereka sangat menyadari pentingnya memiliki produk asuransi jiwa.
Menurut Eko, asuransi jiwa sebaiknya dimiliki ketika memiliki tanggungan. Pasalnya, sejatinya proteksi dari produk tersebut tak hanya bermanfaat bagi tertanggung, melainkan ahli waris.
"Jadi ketika seseorang mengambil asuransi jiwa bukan untuk dia proteksinya, ketika terkena risiko, tertanggung dan ahli waris tadi tidak mengalami kesulitan," katanya kepada CNNIndonesia.com.
Sebagai investasi jangka panjang, Eko mengatakan, masyarakat tidak bisa asal pilih produk asuransi jiwa. Pemilihan produk harus sesuai dengan profil kebutuhan sehari-hari dan tanggungan nasabah.
Nasabah, menurut dia, seharusnya mendapatkan manfaat asuransi jiwa untuk memenuhi kebutuhan tanggungannya selama minimal 50 bulan dan idealnya 100 bulan.
"Jadi pihak tertanggung masih bisa masih hidup dalam kondisi finansial yang tidak banyak berubah selama 50 bulan. Dalam masa itu, tertanggung bisa mulai mencari sumber penghasilan baru," tuturnya.
Perusahaan asuransi jiwa yang dipilih juga harus dipastikan memiliki prospek bisnis dan reputasi yang baik. Hal itu demi memastikan, pembayaran klaim lancar kapan pun dibutuhkan.
Dalam memilih perusahaan asuransi jiwa, ia menyarankan calon nasabah melihat usia dari perusahaan tersebut. Meski bukan faktor utama, semakin panjang usia perusahaan membuktikan bahwa perusahaan mampu menjaga keberlangsungan bisnisnya.
Selain usia, tingkat kredibilitas dari sisi jumlah dan kualitas pelayanan kepada nasabah juga bisa menjadi acuan dalam memilih perusahaan asuransi jiwa.
Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho menambahkan asuransi jiwa bermanfaat untuk menjaga kondisi keuangan keluarga jika tulang punggung keluarga mengalami musibah. Saat ini, lanjutnya, perusahaan asuransi jiwa menawarkan ragam produk asuransi.
Produk asuransi jiwa, menurut dia, bisa dipilih berdasarkan profil risikonya dan manfaat proteksi yang dikehendaki. Ia mencontohkan, jika ingin memiliki manfaat proteksi dan investasi, maka produk unit link bisa menjadi pilihan.
Namun, sama seperti produk investasi lainnya, nilai unit link bisa berfluktuasi.
"Ini menjadi produk lengkap, one stop solution bagi orang yang terbatas dananya tetapi ingin beli asuransi dan investasi bersamaan," katanya.
Sementara itu, jika menyukai risiko rendah, ia menyarankan sebaiknya memilih produk asuransi jiwa tradisional. Jenis asuransi ini memiliki beberapa pilihan, yakni asuransi jiwa berjangka, asuransi jiwa seumur hidup, dan asuransi jiwa dwiguna.
[Gambas:Video CNN]
Asuransi jiwa berjangka adalah asuransi jiwa yang memberikan perlindungan kepada pemegang polis dalam kurun waktu tertentu. Lalu, asuransi jiwa seumur hidup adalah asuransi jiwa yang memberikan perlindungan kepada pemegang polis seumur hidup sesuai dengan kesepakatan. Sedangkan asuransi jiwa dwiguna adalah asuransi yang memberikan manfaat asuransi berjangka dan tabungan.
"Jadi pilihan produk asuransi jiwa yang mana harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyaman kita. kalau butuhnya asuransi jiwa saja dan tidak ada masalah dengan pengembalian dana, maka pilih asuransi jiwa tradisional," pungkas Andi. (agi)
http://bit.ly/2GwZaY0
April 20, 2019 at 05:27PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Teliti Sebelum Beli Produk Asuransi Jiwa"
Posting Komentar