
"Kalau dari informasi selama proses penyidikan ini berjalan, diduga proses pemasukan uang pada amplop sekitar 400.000 amplop itu membutuhkan waktu sekitar 1 bulan," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Selasa (2/4).
Ke-400 ribu amplop tersebut, kata Febri, ditemukan di ke-82 kardus dan dua kontainer yang menjadi barang bukti dalam kasus suap kerja sama distribusi pupuk PT PILOG dengan PT HTK. Dari ke-82 kardus itu KPK baru memeriksa sekitar tiga buah kardus.
"Jadi satu persatu amplop tersebut dibuka dan kemudian uangnya di hitung dan itu akan menjadi bagian dari informasi yang dituangkan pada berkas pemeriksaan atau berkas acara dalam kasus ini, dan kami akan buka semuanya, memang butuh waktu yang cukup lama ya," kata Febri.
Ia mengatakan KPK membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Kardus tersebut dibuka untuk memastikan bahwa isi amplop-amplop tersebut berisi pecahan Rp50 ribu dan Rp20 ribu. Sampai saat ini, lanjut Febri, KPK baru mengeluarkan Rp246 juta dari amplop-amplop yang dibuka.
Dalam kasus ini, Bowo bersama Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia, Asty Winasti dan karyawan PT Inersia, Indung ditetapkan sebagai tersangka suap kerja sama distribusi pupuk PT PILOG dengan PT HTK.
Bowo diduga meminta fee kepada PT HTK atas biaya angkut yang diterima sejumlah US$2 per metric ton. Diduga telah terjadi enam kali penerimaan di sejumlah tempat sebesar Rp221 juta dan US$85.130.
Uang sekitar Rp8 miliar dalam pecahan Rp20 ribu dan Rp50 ribu itu telah dimasukkan dalam amplop-amplop. Uang tersebut diduga bakal digunakan Bowo untuk 'serangan fajar' Pemilu 2019.
Politikus Golkar itu kembali mencalonkan diri pada Pemilu 2019 di daerah pemilihan Jawa Tengah II.
[Gambas:Video CNN] (dhf/dea)
https://ift.tt/2uIMbvu
April 03, 2019 at 04:26AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Uang Amplop Serangan Fajar Bowo Sidik Diisi dalam 1 Bulan"
Posting Komentar