"Pernyataan perang total itu merupakan bentuk pernyataan dari pihak yang sadar dirinya kalah dan tertekan. Pilihan satu satunya adalah perang total hingga mati karena jalan mundur tidak ada," kata Ferdinand di Jakarta, Rabu (27/2).
Politisi Partai Demokrat itu pun mengartikan istilah 'perang total' menunjukkan kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 01 akan menghalalkan segala cara demi meraih kemenangan di Pilpres 2019.
Bahkan, Ferdinand berpendapat pernyataan Moeldoko tersebut bermuatan provokatif yang berpotensi menimbulkan konflik di tengah masyarakat.
"Dampak dari pernyataan ini bisa membuat gesekan dan konflik di bawah akan semakin besar potensinya terjadi," ujarnya.
Ferdinand juga mempertanyakan posisi Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan yang mengeluarkan pernyataan semacam itu. Menurutnya, Moeldoko seharusnya bisa membedakan posisinya sebagai tim pemenangan capres dan pejabat negara.
"Pernyataan Moeldoko tersebut adalah pernyataan yang tidak bisa membedakan posisinya sebagai pejabat negara atau tim sukses," kata dia.
Senada, anggota Dewan Pengarah BPN Prabowo-Sandi, Fadli Zon, juga ikut mengkritik istilah perang total yang diucapkan Moeldoko. Dia menyebut, istilah itu justru diciptakan oleh salah satu tokoh terkemuka dalam Perang Dunia II.
"Istilah itu dimulai oleh Joseph Goebbels, tangan kanan Hitler dari Partai Nazi," kata Fadli.
Menurutnya, pernyataan perang total Moeldoko tersebut tidak bisa dipisahkan dari muatan politk. Apalagi, lanjutnya, hal itu diucapkan oleh seorang jenderal purnawirawan.
"Kata, istilah yang mungkin kurang tepat, kecuali mungkin sudah kepepet. Jerman mau kalah, dia menggunakan segala sumber daya. Apakah keadaan 01 sudah sangat kepepet sehingga menyatakan perang total?" ujar Fadli.
[Gambas:Video CNN] (pmg)
https://ift.tt/2H2Rg9o
February 28, 2019 at 07:39AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BPN Nilai Istilah 'Perang Total' Bukti Kubu Jokowi Tertekan"
Posting Komentar