Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan kajian dilakukan demi memudahkan wisatawan mancanegara dalam melakukan transaksi, baik warga Indonesia yang berada di luar negeri ataupun warga asing yang berlibur di Indonesia.
"Misalnya, apakah orang Indonesia yang punya QR code bisa dipakai di Thailand dan orang yang punya QR code (dari negara tetangga) bisa dipakai di Indonesia? Seperti itu," ujarnya, Selasa (9/4).
Ia mengungkapkan alasan khusus ingin mengimplementasikan QR code Indonesia di Thailand adalah karena pariwisata di Negeri Gajah Putih itu terbilang maju. Dengan begitu, aktivitas sistem pembayaran lintas batas diharapkan bisa menarik wisatawan asing lebih banyak ke depannya.
Implementasi QR code lintas batas ini diharapkan bisa terealisasi segera. Meski begitu, BI enggan menyebut detil kapan QR code Indonesia juga bisa digunakan di tiga negara tadi.
"Ini memungkinkan karena standar yang diterbitkan Indonesia sama dengan Thailand, Malaysia, dan Singapura. Mudah menyambungkannya," terang Onny.
Saat ini, BI akan melakukan uji coba tahap II guna menyempurnakan QR code berstandar Indonesia. Dalam tahap ini, bank sentral nasional tersebut akan melibatkan lebih banyak merchant dibanding uji coba tahap pertama yang sebanyak 68 merchant, dan 19 bank.
Deputi Gubernur BI Sugeng sebelumnya mengatakan sistem QR code yang diuji coba tahap pertama ialah dengan standar EMV. Selama ini, standar EMV diklaim mumpuni dalam hal perlindungan data konsumen.
Percobaan perdana disebut sukses. Untuk tahap kedua, BI menekankan kemampuan QRIS memecahkan berbagai kegagalan transaksi yang kerap terjadi saat menggunakan sistem QR code.
(aud/bir)
http://bit.ly/2UqChOK
April 10, 2019 at 06:34AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BI Kaji Penerapan QR Code di Singapura, Malaysia, Thailand"
Posting Komentar