
Dalam keterangannya di persidangan, sebelum cucunya babak belur, Oo sempat bertemu terlebih dahulu dengan korban. Saat itu, korban pamit hendak pergi ke Bali bersama Cahya Abdul Jabar (18) yang juga korban penganiayaan Bahar.
"Saya tidak memberi izin sebetulnya, cuma dia bilang mohon doanya. Saya tanya sama siapa pergi, dia bilang sama CAJ. Ada acara, tapi tidak dijelaskan apa," kata Oo.
Selang pertemuan itu, Oo mengaku tak lagi melihat sang cucu di rumahnya. Namun tiga hari kemudian, ia menemukan Zaki. Oo kaget saat itu melihat kondisi Zaki yang sudah babak belur.
"Wajahnya babak belur, ada memar terus ada luka merah di matanya. Kepalanya juga botak padahal sebelumnya tidak. Jalannya juga pincang," tutur Oo.
Oo menjelaskan, cucunya saat itu mengenakan sprei. Namun wajahnya masih terlihat. Menyaksikan wajah cucunya sembab, Oo sempat bertanya perihal kondisi Zaki. Namun Zaki tak menjelaskan secara rinci kepada kakeknya.
"Dia bilang mau makan, lapar. Cuma cerita dikeroyok di daerah Yasmine lalu dibawa ke daerah Parung," kata Oo.
Dalam berita acara pemeriksaan (BAP), jaksa penuntut umum (JPU) dari Kejaksaan Negeri Bogor melihat ada yang berbeda. Dalam BAP-nya yang dibacakan jaksa, Oo menyebut bahwa MKU dikeroyok di Tajul Alawiyyin. Pesantren itu didirikan dan dipimpin oleh Bahar. Oo lantas menanyakan siapa yang memukul. Zaki lantas menjawab yang melakukan pemukulan ialah Bahar.
"Benar seperti itu saksi?," tanya jaksa.
"Benar," kata Oo.
(hyg/ain)https://ift.tt/2uJDgtM
April 04, 2019 at 09:09PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kakek Korban Cerita Cucunya Babak Belur di Sidang Bahar Smith"
Posting Komentar